Majalah berita Jerman, Der Spiegel, dalam edisi online, Kamis (26/8/2010) menyebutkan, pasukan elit yang terutama dari AS itu membunuh tokoh-tokoh gerilya tersebut dalam operasi komando antara 8 Mei dan 8 Agustus.
Mengutip penjelasan rahasia Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO, selama kurun waktu itu, 1.395 tersangka ditangkap.
Pada Juni, mantan panglima AS di Afghanistan, Jendral Stanley McChrystal, mengatakan kepada media bahwa pasukan khusus AS, yang jumlahnya hampir tiga kali lipat dalam setahun, membunuh atau menangkap 121 tokoh Taliban dalam tiga bulan terakhir.
McChrystal dipaksa pensiun setelah menyampaikan pernyataan yang menyakitkan kepada sebuah media Jerman mengenai pemerintah Barack Obama.
Pasukan khusus itu diperlengkapi dengan helikopter, pesawat terbang serta pesawat tak berawak, dan sebagian besar dari mereka beraksi pada malam hari untuk menumpas pemimpin-pemimpin Taliban, menurut pemberitaan pers.
Pengganti McChrystal, Jendral AS David Petraeus, menyatakan, Senin, pasukan internasional yang berada di bawah komandonya di Afghanistan telah mengubah momentum Taliban, namun ia memperingatkan bahwa perang masih menunggu di depan.
Pernyataan perwira tinggi AS itu disampaikan di tengah meningkatnya jumlah prajurit asing yang tewas di Afghanistan, banyak dari mereka prajurit AS.
Jumlah prajurit asing yang tewas di Afghanistan tahun ini sudah melampaui 460, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs icasualties.org.(KomP)
___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar