Dua Nama Calon ketua KPK di serahkan ke Presiden

Jumat, 27 Agustus 2010

KabarLinggau.Com - Hingga semalam, pukul 23.00, Panitia Seleksi yang dipimpin Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar masih menggelar rapat untuk memilih dua nama yang akan disampaikan ke Presiden.


Hari ini, Jumat (27/8/2010) pukul 10.30, Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, akan menyerahkan dua nama hasil seleksi ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Nama-nama itu dihasilkan setelah Panitia Seleksi menggodok semua informasi, dipadu dengan hasil wawancara yang diselenggarakan, Kamis (26/8/2010).

Kamis, Panitia Seleksi mewawancarai tujuh calon, yakni Bambang Widjojanto, Chaerul Rasjid, Fachmi, I Wayan Sudirta, Jimly Asshiddiqie, Melli Darsa, dan Busyro Muqoddas. Wawancara satu jam itu berhasil menguak sedikit profil setiap calon.

Jimly akan mundur

Jimly, misalnya, dalam wawancara mengaku tak pernah mengejar jabatan, termasuk ketika memutuskan turut serta dalam seleksi pimpinan KPK. Namun, ia terang-terangan mengungkapkan niatnya untuk mundur jika tak terpilih menjadi ketua KPK.

”Beda itu wakil ketua dan ketua. Kalau cuma wakil, saya tidak mau. Mendingan saya beri masukan dari luar saja,” kata Jimly.

Niatan mundur juga diungkapkan advokat Melli Darsa. Ia mengaku siap menjadi pimpinan KPK dalam masa satu tahun, dan akan mundur kalau harus menjabat selama empat tahun. Baginya, menjadi pimpinan KPK adalah sebuah batu loncatan bagai pencapaian yang diinginkannya. Apalagi, ia mengaku berencana melanjutkan sekolah pula.

Panitia mengklarifikasikan pula laporan masyarakat. Chaerul Rasjid, mantan Kepala Polda Jawa Tengah misalnya, ditanya kedekatannya dengan pengusaha yang disebut juga mengelola perjudian Aseng. Menurut Chaerul, ia memang pernah memanggil Aseng dan memintanya menutup seluruh operasional judi togel di Jateng. Judi togel pun berhenti di Jateng.

Namun, kata anggota Panitia Seleksi, Todung Mulya Lubis, ia melakukan impunitas terhadap pelaku pelanggaran hukum. Untuk hal itu, Chaerul beralasan, setiap tindakan perlu dilihat untung-ruginya. Termasuk, guncangan yang bisa muncul di internal kepolisian karena saat itu ada indikasi 248 oknum polisi terlibat dalam bisnis perjudian.

Ditanya soal rekening besar milik sejumlah pimpinan Polri, Chaerul menyatakan, setiap pelanggaran harus ditindak, termasuk yang dilakukan oknum polisi. Namun, cara yang dipakai adalah berkoordinasi dengan Kepala Polri. Ia menilai selama ini KPK sombong dan arogan.

I Wayan Sudirta, anggota Dewan Perwakilan Daerah, diklarifikasi tentang tunggakan pajak dan afiliasi dengan partai politik tertentu saat mencalonkan diri sebagai bupati Buleleng. Ia mengaku sudah melunasi pajak tersebut begitu mengetahui ada tunggakan. Ia juga bukan simpatisan partai tertentu.

Busyro, Ketua Komisi Yudisial (KY), diklarifikasi tentang gaya kepemimpinannya yang dinilai tak tegas dan perekrutan pegawai yang beraroma nepotisme. Busyro mengakui gaya kepemimpinannya. Namun, ia tidak pernah berkompromi di KY. Keberanian sebagai pimpinan KPK juga tak harus vulgar.
__
Semoga seleksi ini benar-benar akan menghasilkan calon ketua KPK yang jujur, bertanggung jawab, dan Berani dalam menumpas kasus-kasus Korupsi yang sudah merajelela di Indonesia..SEMOGA !

Berita Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Kabar Video