Syaukani Hasan Rais : Dari Bugar Hingga Ambruk

Sabtu, 21 Agustus 2010

KabarLinggau.Com - Bupati Kutai Kartanegara pertama yang dipilih secara langsung pada tahun 2005 , Syaukani Hasan Rais atau akrab disapa Pak Kaning lahir lahir di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 11 November 1948 ,Sebelumnya ia juga sudah menjabat sebagai Bupati Kutai dari tahun 1999 sampai 2004 saat Kutai belum dimekarkan.

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) memvonis Syaukani dengan hukuman penjara dua tahun enam bulan. Mahkamah Agung menambah hukumannya menjadi enam tahun penjara.  Presiden SBY membebaskannya dengan memberikan grasi pada 17 Agustus 2010. Alasannya Syaukani sudah sakit parah. Berikut foto-foto yang dimiliki Tribunnews.com yang merekam tahun demi tahun perjalanan hidup Syaukani.
Prof DR H Syaukani HR SE MM (Kanan) Bupati Kutai Kartanegara Kaltim saat menerima Penghargaan Leadership Award Capaian Tinggi: karegori INOVASI DAN PENGEMBANGAN, dari Bahtiar Chamsyah Mensos RI (kiri) di Auditariom TVRI, Jakarta, Jum at (1/9/2006). Kini si pemberi award juga tersangkut kasus korupsi. Bachtiar ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dan ditahan di Rutan Cipinang, karena terlibat kasus pengadaan sarung di Kemensos pada 2006-2008, dengan kerugian negara sebesar Rp 15,7 miliar. (TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA)
Syaukani HR, bersama Amir JAT Ustadz Abu Bakar Baasyir (tengah) hadir dalam dzikir akbar dalam rangka memperingati 61 tahun Indonesia merdeka di Masjid Istiqlal, Jakarta (20/8/2006).
(TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA)

DIJEMPUT PAKSA - Syaukani Hasan Rais Bupati Kutai Kartanegara, Kaltim dijemput paksa KPK dari rumah kediamannya di Kawasan Menteng, Jakarta. Jumat (16/3/2007). Syaukani saat itu sudah ditetapkan KPK sebagai tersangka sejumlah korupsi di Kabupaten Kutai Kertanegara kalimantan Timur.  (TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA)

 TIDUR - Syaukani HR terkantuk-kantuk saat sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (13/8/2007). Syaukani didakwa atas tuduhan korupsi pembangunan bandara Kutai Kartanegara, menetapkan dan menandatangani surat keputusan soal pembagian uang perangsang atas penerimaan daerah terhadap migas dan mempergunakan dana kesejahteraan rakyat/bantuan sosial dalam APBD Kabupaten Kukar tahun 2005. Syaukani divonis 2,6 tahun namun ditambah oleh Mahkamah Agung jadi enam tahun (TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA)

 BERSAMA LIMBAD - Selain sering terkantuk-kantuk saat sidang ada hal lain yang membuat Syaukani jadi pusat perhatian. ia sering membawa koleganya yang merupakan paranormal seperti Ki Gendeng Pamungkas dan Mbah Liem. Mbah Liem saat ini lebih dikenal dengan nama Master Limbad.  

PENGHARGAAN - Meski sudah ditetapkaan sebagai terdakwa, Syaukani Hasan Rais, menerima penghargaan dari MURI atas program Zona Bebas Pekerja Anak yang diterapkannya di Kukar, dan Bupati pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur MURI, Jaya Suprana, Selasa (9/10/2007), di Polda Metro Jaya, Jakarta. (TRIBUNNEWS.COM/MOHAMMAD ABDUH)
 OLAH RAGA - Selama berada di dalam tahanan, Syaukani banyak menghabiskan waktunya dengan bermain tenis meja di Polda Metro Jaya. Lawan mainnya adalah sesama tahanan titipan KPK yang juga tersangkut kasus korupsi. (TRIBUNNEWS.COM/MOHAMMAD ABDUH)

 MASUK RS - Awal Januari 2009 Syaukani masuk rumah sakit. Ia  dirawat di RSPP lalu dipindahkan ke RSCM Jakarta. Sejak saat itu Syaukani terus dirawat di rumah sakit. Sejumlah koleganya, bahkan Yusuf Kalla sempat mengunjungi.
 Meski sakit Syaukani tetap meminta izin untuk hadir dalam Pilkada Kutai Kertanegara dimana anak perempuannya Rita Widyasari ikut mencalonkan diri. Rita pun menang sebagai Bupati Kutai menggantikan ayahnya. 

 AKHIRNYA BEBAS - Presiden SBY memberi grasi untuk Syaukani pada 17 Agustus 2010 yang sudah menjalani hukuman selama tiga tahun. Alasannya Syaukani mengidap penyakit berat. Syaukani terserang stroke.  Dokter juga memvonis Syaukani mengidap hipertensi, Bronkhitis, Polemenia, trestomi dengan ventilator dan keterbatasan mental dan fisik. Serta tak dapat melihat juga berbicara. Bahkan, intelektualnya juga tidak bisa dipergunakan. Menkum HAM Patrialis Akbar mengunjunginya. (INSET: Close up foto Syaukani)
__
Semoga ini bisa menjadi sebuah pelajaran... bahwa sebuah kekuasaan tidaklah langgeng dan sebuah kesehatan tidaklah abadi.... selagi sehat dan kuat mari kita baktikan diri untuk sebuah kebaikan. 

Berita Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Kabar Video