Dengan demikian, menurutnya, pasukan militer Irak akan siap mengambil alih operasi keamanan saat Amerika mengurangi jumlah pasukannya menjadi 50.000 tentara pada tanggal 1 September mendatang.
Berbicara dari Baghdad, Jendral Odierno mengatakan, Irak akan menghadapi pasang surut dalam beberapa pekan menjelang berakhirnya misi tempur Amerika. Ia menambahkan penting bagi Irak untuk membentuk pemerintah setelah tertunda lima bulan. Tapi, ia juga mengatakan penarikan pasukan Amerika terkait dengan stabilitas pasukan keamanan Irak, bukan pemerintahannya.
Gelombang kekerasan melanda Irak, sejak pemilihan parlemen yang tidak memberikan hasil yang jelas pada bulan Maret. Ketidakpastian politik mengakibatkan beberapa pejabat Irak dan Amerika khawatir para pemberontak mengambil keuntungan dari situasi ini. Para pejabat Irak mengatakan, 53 warga tewas akibat ledakan bom selama dua hari belakangan.
source : republika.co.id
Berita Terkait:
Internasional
- Gagalkan Kasus Perdata, Jacques Chirac Setuju Bayar 550 Juta Euro
- 365 Pemimpin Taliban, Dibantai AS dalam 3 bulan
- Miss Mexico Jimena Navarrete : Miss Universe 2010
- Dokumen CIA siap di Bocorkan WikiLeaks
- Album Bersampul Lennon dan Yoko Ono Bugil Dilelang
- 94.000 Warga Korut Ngungsi, akibat Banjir China
- Barack Obama Beragama Islam ?
- Menjawab Hari Membakar Alquran,Muslim Kanada Sebar Alquran
- Tiga Pejabat Thailand tewas dalam kecelakaan Heli
- Ekonomi China Ungguli Jepang
- Keajaiban di San Andres
- Delapan Ditembak, Empat Tewas di NY
- 14 Tahun penjara bagi juru masak Osama Bin Laden
- 1.000 Barel Bahan Kimia, Hanyut tersapu Banjir China
- AS Meradang ! Ribuan Dokumen Perang Afganistan Bocor.
- SHEIKH RAED SALAH : Ludahi Tentara Israel, Masuk Penjara.
- Selidiki Kasus Mavi Marmara : HAM PBB Kirim Pakar Pencari Fakta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar