Penertiban Kolam Air Deras

Senin, 16 Agustus 2010

KabarLinggau.Com - Alih fungsi lahan pertanian yang menggunakan saluran irigasi ke usaha lainnya di Kabupaten Musirawas dinilai sulit dihindari dan perlu strategi baru untuk mengatasinya.

“Ini sudah menjadi semacam fenomena sosial, dan ini juga terjadi pada daerah-daerah pertanian lainnya di Pulau Jawa. Jadi harus ada semacam strategi baru untuk menangkal alih fungsi pertanian

ke dunia perikanan berupa pembukaan usaha kolam air deras yang memanfaatkan saluran irigasi,” kata Bupati Musirawas, H Ridwan Mukti, Senin (16/8).

Ridwan Mukti yang ditemui seusai mengikuti pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui televisi di Gedung DPRD Mura mengatakan, adanya pengaruh iklim global

belakangan ini juga turut memengaruhi alih fungsi lahan, di mana sebagian nelayan di tanah air tidak dapat melaut dengan tingginya gelombang, sehingga tingginya permintaan kebutuhan ikan ini harus dipenuhi dengan usaha budidaya ikan air tawar.

Adanya pemanfaatan usaha lain pada saluran irigasi ini memicu perbedaan pendapat dan kepentingan, sehingga memerlukan pemecahan masalah.

Karena antara produksi beras dan perikanan air tawar sama-sama memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk daerah itu.

Guna menjamin kelangsungan dunia pertanian di Musirawas, kata dia, ke depannya akan dilakukan pencetakan area persawahan baru berikut pembangunan saluran irigasi dengan memanfaatkan sungai yang ada di daerah itu.

Selain itu pihaknya juga akan melakukan penertiban usaha kolam air deras yang memanfaatkan irigasi primer Watervang, sehingga perkembangnnya dapat diawasi dan tidak merusak sistem

pengairan, karena usaha pemanfaatan irigasi untuk dunia pertanian diatur oleh undang-undang irigasi.

Sebelumnya, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Musirawas, Ghufron menilai, maraknya pembangunan kolam air deras di Kota Lubuklinggau dan Musirawas, belakangan mengancam produksi pertanian padi kedua daerah dengan terjadinya alih fungsi lahan.

“Selama ini petani selalu menjadi korban dari pembangunan kolam air deras, di mana hampir setiap tahun selalu mengalami kekeringan,” katanya.

Beberapa kecamatan di Musirawas sebagai lumbung pangan Sumsel, yaitu Tugumulyo, Muara Beliti dan Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas, dengan jumlah sawah yang menggunakan irigasi

mencapai 8.000 hektare, selama ini sangat bergantung dengan irigasi Watervang yang dibangun oleh pemerintahan Belanda tahun 1942 di Kota Lubuklinggau.(SriP)

Berita Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Kabar Video