Keberadaan Kapolri Misterius

Minggu, 15 Agustus 2010

KabarLinggau.Com - Sejak jum'at lalu (13/8), Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD), batal melantik lima jenderal di lingkungan kepolisian, Hingga kemarin keberadaan orang nomor satu di kepolisian itu masih Misterius.

Rumah dinasnya di Jalan Patimura , kawasan Kebayoran Baru, tak jauh dari Mabes Polri juga sepi. Petugas piket di depan rumah tak bersedia menjelaskan posisi Kapolri.

Keterangan didapat dari Kastorius Sinaga, penasihat ahli Kapolri. Dosen Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa dirinya menghadap Kapolri kemarin pagi (14/8). ''Saya tanyakan kabar beliau. Memang agak kelelahan dan agak sakit di bagian lambung,'' kata Kasto -panggilan akrab Kastorius Sinaga.

Namun, menurut dia, sakit Kapolri tidak parah. ''Nanti, hari Senin (16/8), sudah berangkat ke kantor lagi. Jadi, masyarakat tak perlu cemas,'' ujarnya.

Dia menambahkan, Kapolri adalah manusia biasa yang bisa sakit. ''Lumrah kan. Tugas Kapolri banyak dan memang menyita pikiran serta menguras tenaga,'' ujarnya.

Pihak Istana juga mengonfirmasikan bahwa Kapolri sakit. ''Kami mendengar seperti itu (sakit),'' ujar Julian Adrin Pasha, juru bicara presiden, di Cibubur, Jakarta Timur, kemarin. Kapolri yang biasanya hadir dalam upacara peringatan Hari Pramuka 14 Agustus kemarin juga tidak tampak.

Namun, sumber lain Jawa Pos menyebutkan, Kapolri sengaja diamankan dari Mabes Polri dengan pertimbangan keamanan. ''Kalau sampai Istana tidak tahu lokasi, itu berarti dalam lokasi yang very very safe,'' kata sumber itu kemarin.

Sejak penangkapan Abu Bakar Ba'asyir yang dituduh terlibat teroris, penjagaan Kapolri lebih ketat. Petugas pengawal pribadi yang biasanya delapan orang ditambah menjadi 12 orang. ''Rute perjalanan dan agenda Kapolri juga dirahasiakan oleh protokol,'' katanya.

Saat acara Jumat pagi itu (13/8), pertimbangan keamanan mengharuskan Kapolri membatalkan kedatangannya di Rupatama Mabes Polri. Sebab, lokasi itu menjadi satu di antara belasan target kelompok teroris.

Namun, informasi lain yang dihimpun koran ini menyebutkan, Kapolri dan Wakapolri melakukan pertemuan secara tertutup untuk membahas mutasi jabatan di tubuh Polri. Ada kabar, beberapa nama yang diusulkan dalam jabatan itu mendapat reaksi ketidaksetujuan dari sejumlah pihak.

Nah, sebelum mereka benar-benar diangkat (termasuk lima jenderal yang sedianya dilantik Jumat lalu), Kapolri hendak memastikan pelantikan mereka ke depan tidak bermasalah. Pos-pos jabatan yang akan berganti memang sangat strategis. Yakni, deputi Operasi Kapolri dari Irjen S. Wenas kepada Irjen Soenarko, Kadivhumas Polri dari Irjen Edward Aritonang kepada Brigjen Iskandar Hasan, dan Kadivbinkum dari Irjen Badrodin Haiti kepada Brigjen Muji Waluyo.

Demikian juga, Kadivtelematika dari Irjen Yudi Sus Hariyanto kepada Brigjen Robert Aritonang dan deputi logistik Mabes Polri dari Irjen Joko Sardono kepada Irjen Uud Sus Hariyanto.

Namun, Kadivhumas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang membantah informasi tersebut. ''Tidak ada ancaman keamanan. Kapolri memang sedang bertugas di luar mabes,'' katanya.

Edward menyebutkan, Kapolri sehat walafiat. ''Tidak benar kalau beliau sakit. Saya sudah telepon dan sehat-sehat saja,'' tegas Edward.

Dia meminta publik memercayai keterangan resmi dari polisi lewat Edward. ''Saya Kadivhumas. Jadi, yang resmi memang dari humas,'' katanya.

Terkait dengan kabar ada permasalahan dalam mutasi sejumlah jabatan, Edward juga membantah. ''Tidak benar. Siapa sumbernya itu,'' ujarnya.

Simpang-siur kondisi dan keberadaan Kapolri dimulai ketika serah terima sejumlah jabatan yang digelar di Mabes Polri ditunda pada Jumat lalu (13/8). Alasannya, Kapolri dan Wakapolri sedang berkegiatan di luar Mabes Polri.

Kabar menyebutkan, Kapolri dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, Juru Bicara SBY, Julian A. Pasha, membantah kabar tersebut. Padahal, Wakadivhumas Mabes Polri Kombespol I Ketut Untung Yoga Ana bersikukuh Kapolri dipanggil SBY. Sorenya keterangan Yoga diralat Edward Aritonang dengan menyebutkan bahwa Kapolri bertugas di luar mabes.

Di bagian lain, kabar sakitnya Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri direspons pendukung Abu Bakar Ba'asyir. Mereka menduga, Kapolri sakit karena berani memenjarakan ulama. Apalagi, penangkapan Ba'asyir dilakukan saat bulan Ramadan.

''Kami yakin, siapa pun yang melakukan makar terhadap Allah pasti segera dibalas. Cepat atau lambat,'' ujar Juru Bicara Jamaah Ansharut Tauhid ( JAT) Ustad Sonhadi kepada Jawa Pos di Jakarta kemarin (14/08). JAT adalah organisasi yang didirikan dan dipimpin oleh Ba'asyir sejak September 2008.

Polisi menduga, JAT digunakan Ba'asyir sebagai sarana merekrut dan menggalang dana ilegal untuk mendanai latihan teroris di Aceh.

Menurut Sonhadi, pada Jumat (13/08) dini hari, ratusan anggota JAT berzikir dan berdoa bersama untuk Ustad Ba'asyir. Kebetulan, paginya, Kapolri dikabarkan sakit. ''Kami tidak mendoakan seseorang untuk sakit. Tapi, kami berdoa agar siapa yang melakukan kezaliman dibalas oleh Allah,'' katanya.(JP)

Berita Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Kabar Video